Jumat, 06 Januari 2012

KUMPULAN PUISI

Kepergianmu
Karya epi yunita

Berat kaki melangkah
Berat haluan melaju
Setelah ku dengar kepergianmu

Angan ku hampa
Pikiranku entah kemana
Semua gelap gulita
Saat itu telah tiba

Aku angkat tangan perlahan
Dan ku haturkan do’a untukmu
Semoga kau tenang disana
Meskipun ragamu telah tiada
Namun jiwamu kan selalu ada





Pemulung
Karya epi yunita

Kau jalani hidup penuh derita
Kau jalani hidup penuh sengsara
Tak peduli panas tak peduli hujan
Kau terus bekerja
Kau terus melangkah demi langkah
Menyusuri jalan mencari nafkah
Tak pernah menyerah
Tak pernah marasa kalah
Mengumpulkan sampah demi sampah

Ayah apa kau mendengarku
Karya epi yunita

Ayah!
Apa engkau mendengarku
Apa engkau melihatku
Ayah !
Kerinduanku padamu tak bisa ku bendung
Canda, tawa, senyum manis yang kau lontarkan padaku
Masih terkenang selalu dibenakku
Aku berjanji pada diriku
Kan ku tanamkan dalam hatiku
Aku akan membuat kau tersenyum
Aku akan membuat yang kau tinggalkan bahagia
Ayah!
Ini semua memang berat bagiku
Menjalani hari-hariku tanpa kehadiranmu
Ketabahan dan kesabaran yang kau titipkan padaku
Akan membuataku kuat untuk menjalani ini semua

Takut melangkah
Karya epi yun

Hidup terkadanng tiada arti
Bimbang penuh kekeliruan
Melangkah penuh keraguan
Mana arah yang harus ku pilih
Mana jalan yang harus ku tempuh
Perasaan telah membawa ku hanyut dalam kesendirian
Sepi didalam gelora jiwa yang membara
Anatara dua piihan
Hentikan!
Atau
Teruskan!
Ku slalu mencoba melangkah menerobos gelapnya serpihan
Keyakinan yang tersisa
Namun,
Kebencian dan dendam meninggalkan torehan luka yang dalam
Membuatku takut untuk mengenal kembali apa itu perasaan
Dan kesetiaan?




Palawanku Ibuku
Karya Epi Yunita

Cinta kasihmu tiada dua
Sembilan bulan kau tertatih-tatih dalam suka dan duka
Mempertaruhkan nyawamu demi memperjuangkanku
Menyapihku. . . . kau menyapihku!
disaat aku meraung dan merintih disiang dan dimalam hari
Kau tinggalkan pekerjaanmu disaat ku meraung meminta kau hadir disisiku.
Kau tinggalkan segalanya...........
Kau tinggalkan demi buah hatimu tersayang
Matamu cekung, karena kurang tidur
Bibirmu pucat , karena kurang darah
Badanmu kurus, karena kurang makan
Semua....................
Semua itu karena aku
Ibu,
Kau lentera dalam gelapku
Kau penyejuk dalam kalbuku
Kau selimut dalam kedinginanku
Kau pahlawan dalam hidupku

Siapa?
Karya Epi Yunita

Rintik hujan
Tik-tik rintik
Dar dar dar
Petir menyambar
Dar, siapa itu dar?
Tik-tik siapa itu rintik?
Mengalir tiada mengapa!
Menderas dia mengapa!
Dan kenapa?
Kenapa!
Kenapa dan kenapa?
Siapa dan siapa?
Salah, mengalah, dan akhirnya menyalah

Tak tampak
Karaya Epi Yunita

Ramai itu bersorak
Tapi sorak itu senyap
Senyap itu sorakan
Ramai itu kenapa senyap
Meraung itu teriak
Tapi kenapa rintihan
Rintihan!
Pedih, Perih, Merintih
Dimana?
Dimana sobekan itu!
Koyakan itu!
Cabikan itu!
Tidak tampak luka
Tidak samar-samar
Tidak kelam
Ataupun terang laras
Jadi, apa itu semua!
Apa yang perih
Apa yang merintih
Tidak tampak




Untuk Kau
Karya Epi Yunita

Jangan tanya kenapa aku pergi
Jangan bilang hei mengapa aku pergi
Karena aku tidak akan pernah menjawab kenapa aku pergi
Kau akan tau mengapa aku pergi
Setelah mereka yang pergi datang kembali
Jangan tanya kenapa aku pergi
Tanya pada waktu yang akan menjawab
Mengapa mereka datang kembali
Semua kulakukan karena kau
Hanya kau
Dan untuk kau

Sendiri
Karya Epi Yunita

Aku berjalan sendiri tanpa dirimu
Disisi terasa sunyi ditengah deru roda kereta
Seolah sepi ditengah orang yang berlalu-lalang
Hampa rasanya tanpa kehadiran dirimu
Walau badan terhimpit
Namun tetap terasa dingin
Tak ada angin tak ada air yang menetes
Dan tak ada salju yang turun dirimba tropis
Namun aku tetap menggigil
Sesaat terlintas dibenakku
Bayangan yang selalu kurindu
Disaat ada canda, tawa, dan gurawanmu
Kini ku sendiri, sepi, menembus malam yang sunyi



Cukup sudah
Karya Epi Yunita

Cukup!
Cukup sudah
Biarkan kaki-kaki ini
Menelusuri setiap titian hati
Sungguh takkan ku biarkan
Diri terluka lagi
Detik cepatlah berlari
Menit cepatlah berlalu
Waktu cepatlah berganti
Bawa aku pada pagi
Aku rindu sinar mentari
Membuat hangat hati
Ciptakan indah asa ini
Disisa waktu yang kumiliki

BIOGRAFI DAN RIWAYAT PENDIDIKAN

BIOGRAFI
Nama saya Epi Yunita, lahir di Sekara 18 juli 1992. Anak ketiga dari empat saudara buah hati dari pasangan suami istri Sirmacan dan Rasmiati. Pendidikan pertama pada tahun 1997 di salah satu Sekolah Dasar Negri pada saat itu yang dikenal dengan SD N 012 Sekara, Kec.Kemuning, Kab.Indragiri Hilir, Propinsi Riau. Melanjutkan pendidikan menengah pertama pada tahun 2003 di salah satu sekolah swasta yaitu di Mts. Nurul Wathan Sungai Gergaji, kec. Keritang, Kab. Indragiri Hilir. Selama tiga tahun sekolah mandapatkan beasiswa dari sekolah dan aktif diorganisasai sekolah menjabat sebagai ketua OSIS ketika kelas dua. Selanjutnya melanjutkan pendidikan Menengah Atas pada tahun 2007 disalah satu SMA N yang masih dalam satu kecamatan dan masih satu kabupaten. Yang sering dikenal dengan SMA N 1 Keritang. Selama menjalani pendidikan di SMA mendapatkan bantuan dari Bupati Indragiri Hilir sehingga di bebaskan dri SPP selama tiga tahun. Kegiatan selama menjalani pendidikan di SMA selain mengikuti pelajaran juga aktif di ekstrakurikuler sewaktu kelas satu SMA, kegiatan tersebut adalah Olahraga dan Teater, sanggar teater Panglima Sulung yang di asuh oleh ibu yanti dan ibu endang. Berkecimpung di teater bersama rekan di panglima sulung telah menghasilkan prestasi meraih juara umum di tingkat kabupaten dari sembilan nominasi lima di raih. Membawakan naskah teater bang Ade Darmawi yang berjudul putih hitam bersisa, peran saya sendiri sebagai tuan putri. Kelas dua SMA memilih jurusan di IPA. Kegiatan yang begitu banyak di IPA tidak bisa aktif lagi diteater namun tetap melatih adik-adik tingkat dan aktif di organisasi sekolah (OSIS) menjabat sebagai Koordinator Sosial. Kelas tiga SMA masih aktif di OSIS namun tidak terlalu fokus seperti sebelumnya. Karena harus meningkatkan belajar, les dan lain-lain untuk ujian nasional. Setelah tamat SMA melanjutkan keperguruan tinggi di Universitas Islam Riau Pekanbaru mengambil di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Mendapatkan beasiswa dari kampus selama mempertahankan nilai dan selesai selama empat tahun. Semester satu dan dua belum aktif di organisasi semester tiga baru mulai aktif di organisasi HIMA Bahasa indonesia.








Foto buka bersama yang diadakan oleh organisasi HIMA Bahasa Indonesi





Foto buka bersama yang diadakan oleh organisasi HIMA Bahasa Indonesia

KUMPULAN FILOSOFI

KUMPULAN FILOSOFI
1. Filosofi Sebuah Pensil
Ketika kita menulis ada sebuah tangan yang mengarahkan pensil untuk menulis apa!. Begitu juga dikehidupan manusia, semua apa yang dikerjakan dan apa yang dilakukan dalam hidup tidak terlepas dari campur tangan Tuhan. Artinya apa yang kita kerjakan itu adalah tuhan yang mengarahkan.
Pensil itu diraut, seolah-olah pensil itu menderita. Begitu juga dengan manusia, akan selalu mendapatkan ujian. Tetapi ketika manusia itu lulus dari ujian maka akan menjadikan manusia sebagai manusia yang baik dan berkualitas.
Pensil selalu memberikan kesempatan kepada manusia untuk menggunakan penghapus untuk memperbaiki kesalahan kita. Oleh karena itu,memperbaiki kesalahan dalam hidup ini bukanlah hal yang jelek atau buruk. Bahkan hal itu akan membantu kita agar tetap berada pada jalan yang benar. Dan hal itu sekaligus mengingatkan bahwa kita tidak pernah luput dari berbagai jenis kesalahan.
Bagian yang paling penting dari sebuah pensil jika diperhatikan bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada didalamnya. Begitu pula dengan manusia, oleh karena itu kita harus selalu memupuk hal-hal baik yang ada didalam diri kita, dengan terus meningkatkan kualitas dalam diri. Oleh karena itu, kita harus terus memupuk kekeyaan mental dalam setiap tindakan kita.
Kita harus menyadari bahwa sebuah pensil selalu meninggalkan tanda atau goreesan. Begitu juga manusia, kita harus selalu sdar dan waspada, karena apapun yang kita perbuat dalam hidup ini, akan meninggalakan kesan dan goresan pada orang lain. Maka dari itu berhati-hatilah dalam berfikir, berucap dan bertindak. Sehingga goresan yang kita tinggalkan akan guratan yang memberi makna dan manfaat bagi diri kita dan orang lain.
2. Filosofi Ubi
Ubi dikenal sebagai tumbuhan yang selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bisa tumbuh dimana saja. Di tanah gersang, tanah liat apalagi di tanah yang subur. Dan ubi selalu bisa menghasilkan sesuatu. Walaupun ia tidak menghasilkan isi tetapi daunnya tetap bisa dimanfaatkan manusia. Begitu juga dengan manusia, hendaknya menjadi seperti ubi yang bisa menyesuaikan diri dimanapun berada dan selalu memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

3. Filosofi Kotoran Manusia dan Hewan
Kotoran manusia adalah hasil pembuangan terakhir dari tubuh manusia. Namun masih bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Begitu juga dengan manusia, sekecil apapun dan sejelek apapun diri kita akan memberikan manfaat jika kita menjadi orang yang terampil.

4. Filosofi Tangga
Pernahkah kita jalan-jalan ke mol atau tempat-tempat digedung bertingkat. Dan coba diperhatikan tangga gedung, tangga tersebut tidak dibuat tumpang tindih antara tangga satu dengan yang lainnya. Yang diatas selalu melihat yang dibawah, tangga itu peduli meskipun mereka tidak bersentuhan dengan tangga yang paling bawah. Begitu juga dengan manusia, ketika menjabat dan menjdi orang yang lebih tinggi hendaknya memperhatikan masyarakat yang dibawah. Meskipun tidak memberikan secara langsung, namun berikanlah kepedulian terhadap orang-orang yang membutuhkan.

RESENSI NOVEL BUMI CINTA

LAPORAN HASIL BACAAN
TENTANG RESENSI NOVEL BUMI CINTA KARYA
HABIBURAHMAN ELSYIRAZY







Disusun Oleh : Epi Yunita


PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNUVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2011

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Dan tidak lupa pula salawat beriring salam penulis sampaikan atas junjungan alam Nabi besar Muhammad Saw, yang berjasa besar membangun akhlak manusia, sehingga menjadi manusia yang lebih beradap dan berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penyelesaian laporan ini tak terlepas dari dukungan dosen pembimbing, terimakasih banyak saya ucapkan kepada dosen pembimbing, dan terimakasih juga kepada penulis novel. Karena berkat novel beliaulah saya bisa menyelesaikan laporan hasil bacaan tentang Resensi Novel Bumi Cinta karya Habiburahman Elsyirazi.
Penulis menyadari resensi belumlah sempurna atau sesuai dengan yang diharapakan, maka dari itu penulis mengharapakan saran dan kritik dari semua pihak. Semoga laporan hasil bacaan yangberjudul Resensi Novel Bumi Cinta karya Habiburahman Elsyirazi dapat mempermudah kita untuk memahami isi novel dan bisa bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Identitas Buku............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Cerita....................................................................................................... 2
........................................................................................................................................ 3
2.2 Kelebihan Novel........................................................................................................ 4
.......................................................................................................................................... 4
2.3 Kekurangan Novel..................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 6
3.2 Saran............................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 7 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Identitas Novel
Judul Novel : Bumi Cinta
Nama Pengarang : Habiburahman Esyirazi
Penerbit : Basmala
Tahun Terbitan : 2011
Jumlah Halaman : 546 Halaman
Harga Novel : 60.000,000

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Cerita
Tersebulah seorang pemuda Indonesia bernamaƂ Muhammad Ayyas, seorang mahasiswa pasca sarjana di Delhi, India yang juga seorang santri. Muhammad Ayyas yang sebelumnya kuliah di Madinah ini berniat ingin mengerjakan tugas penelitian dari Dosen pembimbingnya yaitu mengenai Kehidupan Umat Islam di Rusia pada masa pemerintahan Stallin.
Tibalah ia di Rusia dengan disambut oleh teman lamanyaƂ David. David inilah yang mencarikan apartemen tempat tinggal untuk Ayyas. Dengan alasan keterbatasan budget yang dimiliki Ayyas dan lokasi apartemen yang strategis ternyata David hanya bisa mendapatkan sebuah apartemen yang berbagi dengan orang lain. Parahnya teman seapartemennya itu adalah dua orang wanita Rusia yang jelita. Serangkaian masalah bagi Ayyas pun bermula dari sini.
Yelena seorang pelacur kelas atas dan Linor seorang pemain biola yang akhirnya diketahui sebagai agen rahasia Mossad adalah 2 wanita yang menjadi teman seapartemen Ayyas. Apartemen yang memiliki 3 kamar ini mengharuskan Ayyas harus selalu berinteraksi dengan keduanya di ruang tamu, dapur, dan ruang keluarga. Sungguh ini merupakan godaan keimanan yang dahsyat bagi Ayyas yang mencoba menjaga kesucian dirinya sebagai muslim.
Godaan bagi Ayyas tidak hanya sampai di situ, dosen pembimbing yang dirujuk oleh dosennya di Delhi tidak bisa melakukan bimbingan ke Ayyas karena sesuatu hal, dia menyerahkan tugas bimbingan ini kepada asistennya. Dan ternyata sang asisten adalah seorang gadis muda jelita bernama Anastasia, seorang penganut kristen ortodoks yang sangat taat.
Interaksi yang intens sang asisten dengan Ayyas menimbulkan rasa simpati yang lebih di hati Anastasia kepada Ayyas. Ketertarikan itu pun kian hari kian menguat. Di lain pihak Yelena tengah dilanda konflik dengan sang mucikari dan Linor sang agen Mossad tengah menyiapkan rencana jahat kepada Ayyas, yaitu menyiapkan rekayasa fitnah sebuah pengeboman yang diarahkan agar Ayyas sebagai pelakunya.
Tiga wanita inilah yang mendominasi jalannya kisah dalam Bumi Cinta. Tidak ada konflik yang sedemikian hebat dalam kisah ini sebagaimana kita temui pada sosok Fahri yang sempat masuk penjara di Mesir, atau tokoh Furqon yang sempat terkena virus HIV. Di sini tokoh Ayyas hanya “nyaris” dipenjara karena difitnah melakukan pengeboman di Hotel Metropole oleh Linor.
Kisah ini juga dilengkapi dengan peristiwa pembantaian Zionis terhadap muslim Palestina di Sabra dan Sathila. Nuansa romansa memang terasa sangat kental di sini. Tiap halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas atas wanita-wanita jelita yang dijumpainya.

2.2 Kelebihan Novel
Sebagaimana novel sebelumnya, Bumi Cinta sarat dengan muatan dakwah. Kisah romansa berbalut nilai dakwah ini disajikan dengan apik dan asyik untuk dinikmati. kang Abik juga menyelipkan kisah Sabra dan Sathila yang merupakan kisah pembantaian Zionis atas muslim Palestina.
Kang Abik menggambarkan kota Moskow dengan amat sangat detail, dari lokasi-lokasi strategis, gedung-gedung bersejarah, makanan khas Rusia, metro yang merupakan kebanggaan masyarakat Moskow, gaya hidup masyarakat di sana serta hal lainnya. Semua digambarkan dengan sangat jelas dan detail. Kutipan-kutipan bahasa Rusia juga benar-benar mampu menghanyutkan pembaca seakan benar-benar berada di negeri Rusia.
Akhir kisah yang menggantung, yaitu ketika Linor ditembak oleh agen Mossad setelah ia berhijrah ke Islam. Hingga halaman terakhir terakhir tidak diketahui apakah Linor ini akan mati mati atau selamat. Terus terang ini sangat membuat penasaran.
2.3 Kekurangan Novel
Lagi-lagi Kang Abik menampilkan tokoh yang terlalu sempurna di sini. Muhammad Ayyas memang dikisahkan tidak tampan dan juga tidak jelek, namun ia sangatlah cerdas, saleh, tawadhu, memiliki kepekaan sosial yang luar biasa, sangat romantis dan sifat-sifat baik lainnya. Bahkan berkali-kali Ayyas digambarkan menangis akan hal-hal yang ia anggap merupakan dosa atau mendekati dosa.
Banyak terdapat dialog-dialog yang sangat panjang yang jika kita bayangkan dalam dunia nyata ini akan sangat tidak realistis. Kang Abik dalam hal ini kurang halus dalam menyusupkan nilai-nilai dakwah. Tidak seperti dalam Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih, dialog-dialog bermuatan dakwah dalam novel ini ada kesan menggurui dan terlalu berpanjang-panjang.
Plot cerita terasa sangat datar. Ketika peristiwa pengeboman terjadi saya berharap ini menjadi klimaks cerita tentang kedzaliman yang harus dihadapi Ayyas, namun sayang ini sama sekali tidak kita jumpai. Tokoh Ayyas di sini tidak menghadapi konflik yang berarti alias bahagia-bahagia saja sepanjang cerita.
Mengapa yang terpikat kepada Ayyas seluruhnya merupakan wanita-wanita cantik? walau pun dengan ragam latar belakang yang berbeda tetap ini merupakan gangguan buat saya pribadi ketika membacanya.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bumi Cinta sebagaimana novel Kang Abik sebelumnya memang menawarkan sebuah kisah romansa yang sangat indah dengan tetap dibalut nilai-nilai Islami. Novel ini mampu membangunkan jiwa-jiwa terlelap akan kelalaian mensyukuri nikmat Tuhan. Sangat layak dibaca dan dikoleksi.

3.1 Saran
Saran saya bagi kita generasi penerus bangsa hendaklah memahami tentang sastra-sastra yang ada nusantara maupun diluar nusantara, khususnya novel. Kita sebagai mahasiswa tidak hanya sekedar membaca namun kita pahami dan hayati apa pelajaran yang dapat kita ambil dari novel tersebut, jika kita belum bisa menjadi seorang penulis seperti kang abik, kita mulai dengan meresensi buku-buku yang telah kita baca untuk dijadikan koleksi sebagai bahan pengetahuan kita tentang buku-buku yang telah kita baca.



















DAFTAR PUSTAKA
Elsyirazi Habiburahman. Bumi Cinta. Basmala. 2011s

TENTANG KELUARGA

TENTANG KELUARGA
1. Tentang Ayah

Ayah adalah sosok yang tegar, dan pekerja keras, ayah sejak usia tiaga tahun sudah ditinggal ayahnya dan usia enam tahun ayah sudah ditinggal ibunya. Ayah tidak pernah merasakan kasih sayang kedua orang tuanya sepenuhnya. Ayah didik dan dibesarkan oleh pamannya, dari kecil ayah terbiasa hidup bedagang dan berkebun membantu pamannya sehingga ayah tidak bisa menyempatkan dirinya untuk pendidikan. Pendidikan ayah hanya sampai sekolah rakyat (SR), selain daripada itu ayah juga tidak memiliki biaya untuk sekolah.
Ayah orangnya keras dan berpendirian, namun walaupun ayah orangya keras ia memiliki hati yang lembut dan suka bergaul dengan siapapun. Ayah terbuka dengan siapapun dan humoris terhadap teman-temannya. Namun jika dalam keluarga ayah tidak terbuka dengan anak-anaknya dan terlihat agak garang, namun sesekali juga ada bercanda, mungkin karena kami sudah dewasa. Tetapi sewaktu kami masih kecil ayah adalah sosok yang terbuka dan sering bersenda gurau terhadap anaknya.
Ketika ayah mempunyai cucu ayah kembali terbuka lagi kepada anak-anak dan cucunya. Namun aku tidak sepenuhnya mengetahui kepribadian ayah karena aku jarang bersama keluarga, aku sekolah di luar daerah sehingga jarang sekali bersama orang tua. Namun Allah telah berkehendak lain ayah meninggal dunia pad usia 52 tahun.





2. Tentang Ibu

Ibu adala sosok yang tegar dan penyabar dalam menghadapi masalah-masalah dalam keluarga. Terutama pada sikap anaknya yang nakal sewaktu kecil. Ibu sama sekali tidak pernah memukul anaknya. Aku bangga punya ibu seperti dia, aku ingin manjadi seperti ibu. Namun sikap sabar yang dimiliki ibu tidak menurun kepadaku. Sehingga aku agak cepat terbawa emosi jika ditemukan kepada suatu permasalahan. Ibu sosok yang aku banggakan, ibu selalu terbuka terhadap anak-anaknya. Ibu adalah tempat kami mengadu setiap kami dppertemukan dengan masalah baik masalah pribadi maupun masalah pendidikan. Ibu selalu memberikan solusi kepada kami.

2. Tentang Kakak Pertama

Kakak ku yang pertama adalah sosok yang baik terhadap materi namun kurang perhatian terhadap apa yang terjadi pada keluarga , misalnya pehatian terhadap pendidikan adik-adiknya dan kesehatan orang tua. Mungkin hal itu terjadi karena ia jauh dari keluarga dan tidak selalu bersama-sama. Namun dia adalah sosok yang kubanggakan karena ia sebenarnya sayang kepada adik-adik dan keluarganya.


3. Tentang Kakak Kedua



Kakak yang kedua adalah sosok yang ku banggakan dia sangat baik dan cerdas selalu memberikan motivasi kepadaku. Dia sangat ramah kepada siapapun dan mudah bergaul dengan siapapun. Penyayang kepad aorang tua dan selalu membantu pekerjaan orang tua dikampung. Aku bangga kepada dia. Namun ada suatu hal yang menyebalkan bagi sewaktu aku masih kecil dan juga masih tergolong kecil. Dia adalah kakak yang aku benci karena dia jahat dan sangat jahil. Jika dalam satu hari tidak membuat aku menangis dia tidak merasa puas. Namun aku setelah dia dewasa dan menikah dia adalah kakak yang paling aku sayangi, akupun tidak menyangka sikap dia bisa berubah dan sebaik itunkepada aku dan keluaraga.
4. Tentang Adikku

Adikku adalah orang yang aku sayang dia anak yang cerdas bahkan aku merasa iri terhadap kemampuan yang ia punya, jika dalam belajar dia adalah anak yang santai dan cuek namun ia bisa berprestasi dikelas dari 40 siawa dia bisa meraih rengking tiga. Sedangkan aku sendiri meraih prestasi meski harus belajar dengan giat. Dia adalah adik yang ku baggakan dan aku berjanji pada diriku sendiri akan menjaga dia selalu terutama pada kelanjutan pendidikannya nanti.


KEHIDUPAN KELUARGA DAN EKONOMI KELUARGA
Kehidupan keluarga saya bukanlah dari kalangan yang memiliki segalanya, namun saya hidup dalam keluarga yang sangat sederhana dan tidak banyak memiliki materi. Namun kasih sayang dan pengorbanan orang tua saya telah memberikan kebahagiaan yang tak kan pernah terbalaskan oleh saya. Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga dan ayah saya adalah seorang petani kedua kakak saya juga sebagai ibu rumah tangga yang membantu suamunya sebagai petani. Perekonomian keluarga boleh dikatakan hari ini dapat makan untuk besok mesti harus menunggu lagi untuk makan. Begitulah kehidupan keluarga saya. Apalagi pada saat sekarang ini, ayah saya telah meninggal bebrapa bulan yang lalu sehingga yang menjadi tulang punggung keluarga adalah ibu saya sendiri untuk membiyai sekolah adik saya dan saya sendiri.

CERPEN CERITA BERSAMA AYAH

CERPEN
KARYA EPI YUNITA
CERITA BERSAMA AYAH
Namaku sinta, cerpenku ini berawal dari perjalanan hidupku bersama ayah yang begitu sayang kepada anak-anaknya rela berkorban demi membiayai pendidikan anaknya.
Pagi yang sendu di temani oleh rintik hujan yang membuat semua orang malas untuk beraktivitas. Mendung dipagi itu seakan mengabarkan berita duka bagi orang-orang yang diuji kesabarannya. Namaku sinta anak ketiga dari empat bersaudara, terlahir dari rahim seorang ibu yang bernama aminah, dan ayah yang bernama hasan. Namun hujan itu tidak membuatku bermalas-malasan untuk bangun pagi dan beraktivitas seperi biasanya. waktu itu pukul 06.30 menunjukkan bahwa aku harus bergegas berangkat kekampus karena tepat pukul tujuh aku ada mata kuliah filsafat pendidikan islam. Aku berangkat kekampus menggunakan payung berwarna pink yang melambangkan warna yang disukai perempuan, aku melangkah demi langkah akhirnya sampai di kampus. Memakan waktu sekitar dua puluh menit, tidak lama aku sampai, mata kuliahpun dimulai. Namun aku tidak terlalu fokus dengan kuliah karena dalam fikiranku penuh tanda tanya, karena beberapa hari ini keluarga dikampung tidak bisa di hubungi, aku jadi khawatir. Namun aku memebuang jauh fikiran jelek itu.
Waktu terus berlalu, jam istirahatpun telah tiba. Aku lihat ponselku terlihat ada satu pesan dari kakak kandungku, pesan itu berisikan “ sinta kabar disini baik-baik saja, ma’fin kakak tidak pernah membalas sms dan mengangkat telpon”. Namun aku tidak puas dengan sms itu, aku telpon kakakku. Dengan suara lirih dan tertahan kakak menjawab salam, aku semakin curiga sebenarnya apa yang terjadi, kakak lalu mengatakan bahwa ayah masuk rumah sakit karena terminum racun sewaktu di kebun. Aku terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa jantungku semakin cepat memompa peredaran darahku, sehingga membuat nafasku tak beraturan, tubuhku lemas bagaikan daging yang tak bertulang, dunia terasa gelap dan tulang-tulangku tersa remuk. Inikah jawaban dari kekhawatiranku beberapa hari ini terpikir dalam benakku,kabar itu sungguh membuat air mataku mengalir bak air sungai menuju kearah yang lebih rendah. Namun aku menyadari bahwa aku masih di kampus. Aku memutuskan untuk pulang kekos dan bersiap-siap untuk pulang kampung.
Jam menunjukkan pukul 17.00 travel yang aku pesan sudah datang, aku berangkat dari kota tempat kuliah menuju kampung halamanku. Pukul 01.00 malam aku sampai disalah satu rumah sakit yang ada di kabupaten. setelah melakukan perjalanan yang melelahkan. Aku disambut kakak dan abang ipar yang mengantarkan keruangan diamana ayah dirawat. Aku langsung memeluk ibu dan adikku yang masih berusia enam tahun dan duduk dikelas satu SD. Aku menangis tersendu-sendu. Kata ibu sudahlah nak ini ujian bagi kita , kita do’kan saja semoga racun itu tidak membahayakan diri ayahmu. Aku ingin sekali memeluk ayah namun ayah lagi tidur lelap, kata ibu dia baru bisa tidur stelah dikasih obat penenang dari dokter.
Malam itu aku sama sekali tidak bisa tidur. ibu, kakak, adik dan keluarga-keluargaku yang lain sudah terlelap tidur, aku hanya melihat wajah ayahku yang sudah ada garis-garis di pinggiran matanya, kulit yng sudah mulai menandakan bahwa ia sudah punya dua orang cucu dan rambut yang sudah mulai tumbuh uban. usia ayah wakti itu 52 tahun, ayah terlihat tua mungkin karena ia pekerja keras. Aku pijat-pijat kaki ayah perlahan sampai kepada telapak kakinya, aku sangat kaget dan terkejut karena telapak kaki ayah begitu keras, air mataku langsung mengalir dan tak bisa aku bendung lagi. Hatiku berkata “ayah maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu, ayah maafkan akau yang tidak bisa berada disisimu sehingga membuat aku tidak tau pengorbanankmu terhadapku selama ini, dan aku sampai tidak terfikir bahwa telapak kakimu mengeras karena bkerja untuk menyekolahkanku” air mataku terus mengalir dengan penuh rasa bersalah karena belum bisa membahagiakan ayahku. Tangisku di hentikan oleh sentuhan lembut tangan ayah yang membelai rambutku. Dengan suara serak ayahku berkata “ nak ayah tidak apa-apa, sambil tersenyum melihatku. Aku langsung memeluk ayahku. Tanpa bisa berkata apa-apa, aku hanya bisa menangis. Aku tau bahwa sakit yang dirasakan ayah itu sangat menyiksa dia namun ia masih bisa tersenyum untukku. Waktu itu menunjukkan pukul 05.00 pagi tedengar juga suara adzan dari moshalla rumah sakit. Ayah menyuruhku untuk shalat kemushalla. Aku meninggalkan ayah pergi kemushalla untuk menunaikan ibadah shalat subuh.
Kembalinya aku dari mushalla, aku mendengar batuk ayahku, ku intip perlahan dari kaca ruangan dimana ayahku dirawat, ayah muntah mengeluarkan darah. Pada waktu itu aku sangat takut, aku masuk keruangan dan ayah bergegas membersihkan cairan darah yang ada dimulutnya. Aku berkata kepada ayah “ ayah aku tau, ayah jangan sembunyikan lagi padaku rasa sakit ayah”. Ayah hanya terdiam, ibu dan keluargakupun terbangun untuk shalat subuh.
Cahaya mentaripun menyinari suasana rumah sakit pagi itu. perasaanku sudah agak tenang karena pagi itu ayah sudah bisa makan, kata ibu ayah sebelumnya tidak bisa makan dan minum. Jika dia makan maka akan keluar dari hidung air dan makanannya itu. Tekanan darahnya juga sudah normal kata dokter, wajahnya juga sudah tidak sepucat sewaktu pertama aku datang. Waktu terus berlalu pukul 12.00 siang, hari itu hari kamis 10 pebruari 2011. Aku sama sekali tidak menyangka kondisi ayah menurun. Hal itu membuat aku khawatir, ayah selalu menyakanke padaku hari sudah malam atau belum. dia tidak berhenti mengucapkan syahadat dan muntah darah ayah semakin parah. Namun dia tetap tersenyum kepada aku dan orang disekelilingnya. Adzan berkumandang, ayah menyuruhkun shlat. Sebenarnya aku berat meninggalkan ayah, namun aku harus menunaikan shalat zuhur. Setelah aku shalat zuhur aku angkat tangan ku dan berdo’a “ ya Allah aku serahkan hanya padamu, jika engkau ingin mengmbil orang tuaku kembali menghadapmu hamba ikhlas dan jika engkau ingin menyembuhkan orang tuaku maka sembuhkanlah tetapi jangan siksa orang tuaku dengan rasa sakit yang sungguh hamba tidak kuat melihat penderitaannya”. Air mataku terus berlinang dan mengalir membahasi pipi dan mukena yang aku pakai. Waktu terus berjalan kondisi ayah semakin melemah. Tak ada lagi yang bisa aku lakukan selain berserah diri kepada sang maha pencipta atas apa yang akan dikehendakinya. Aku hanya bisa melantunkan ayat suci al-qur’an disamping ayah, sambil menggenggam tanganku ayah berkata jadilah anak yang baik jaga ibu dan adikmu. Aku berusaha untuk menahan air mataku karena aku tidak mau mengiringi kepergian ayah dengan tangisan yang memperlihatkan bahwa aku tidak kuat menghadapinya. Karena aku tidak mau melihat ayah meras bersalah meninggalkan kami. Tepat pukul 18.00 ayahpun pergi meninggalkan dunia ini selamanya. Adzan magribpun berkumandang. Ruangan itupun dipenuhi dengan isak tangis kerabat keluarga. Aku pergi meninggalkan ruangan untuk menunaikan ibadah shalat magrib. Tepat pukul 19.00 kami berangkat meninggalkan rumah sakit menuju kampung halaman. Pukul 01.00 malam sampai dikampung, disambut isak tangis kerabat keluarga. aku juga heran terhadap diriku sendiri, aku sama sekali tidak menenteskan air mata karena aku percaya bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambanya. Pukul sembilan pagi jenazah dimakamkan. Malam diadakan acara tahlilan, aku duduk dikamar sambil melantunkan ayat suci alqur’an. Tanpa aku sadari ibu menghapiri, akupun menghentikan suara dan menutup al-qur’an. Ibu bertanya kepadaku “nak kamu pulang besok ? aku menjawab “ ia bu. Ibu berkata lagi “ belajar yang baik jangan kecewakan ayahmu. Ibu hanya berkata itu. Aku hanya menjawab ia dan menundukkak kepala.
Tepat pukul delapan pagi aku berangkat meninggalkan kampung halaman menuju kota tempat aku menimba ilmu. Aku salami ibu, kakak dan kerabat keluarga dan aku peluk adikku yang masih berusia enam tahun, sungguh aku tak sanggup membendung air mataku ketika memeluk adikku. Aku berkata kepada adikku “dek jangan nakal ea! Belajar yang rajin biar jadi anak pintar”. Adikku menjawab sambil mengusap air mataku “ kakak juga jangan nakal ea, belajar yang rajin biar jadi orang sukses”. Aku memeluk erat adikku sambil menangis. Aku beranngkat dengan diiringi lambaian tangan mereka dengan wajah sendu dan mata yang sembab.
Disepanjang jalan aku terbayang sewaktu aku masih kecil bercerita sambil bersenda gurau dengan ayah, terkadang sedikit tertawa karena lucu terhadp sesuatu hal yang di ceritakan ayah. Aku ingat sewaktu aku duduk dikelas satu SD setiap pagi ayah mengantar kesekolah dengan sepeda tua yang sudang berkarat. Sampai aku duduk dikelas empat SD ayah masih mengantarku kesekolah. Dan sehabis pulang sekolah kami berdua langsung menjaga pondok durian dengan membawa perbekalan seadanya. Ayah selalu bercerita tentang kehidupan dia, Ayah adalah sosok yang tegar usia 3 tahun dia sudah ditinggal ayahnya dan usia 6 tahun ia sudah ditinggal ibunya. Ayah tinggal bersama pamannya, ayah tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena ekonomi keluarga, pendidikan ayah hanya sampai SR saja. Aku bangga mempunyai ayah yang tabah dan pekerja keras bahkan aku sering sekali mengucapkan kepada ayah ketika ia habis bercerita, aku selalu bilang “aku ingin seperti ayah” hal itu sering ku ucapakan berulang-ulang sambil memeluk dan mencium pipi ayahku. Namun suatu hal yang membuat aku sangat sedih dan meneteskan air mata, melihat adikku yang masih kecil yang tidak merasakan belas kasih sayang seperti yang kami rasakan, diusia saat sekarang ini adikku sudah kehilangan sosok seorang ayah yang kami baggakan selama ini.

KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH
PEMAHAMAN KARYA SASTRA LAMA TENTANG PENGENALAN PANTUN

Dosen pembimbing : Drs. Jamilin Tinambunan M.Ed
Disusun oleh : Epi Yunita
Kelas 3A

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dan tidak lupa pula salawat beriring salam penulis sampaikan atas junjungan alam Nabi besar Muhammad Saw, yang berjasa besar membangun akhlak manusia sehingga menjadi manusia yang lebih beradab dan berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tak terlepas dari dukungan dosen pembimbing saya, terimakasih banyak saya ucapkan kepada dosen pembimbing bapak Drs.Jamilin Tinambunan M.Ed, dan terimakasih juga kepada penulis buku-buku yang berkaitan dengan pantun yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Karena berkat dukungan dosen dan buku-buku yang dijadikan pedoman dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. Sehingga penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pemahaman Karya Sastra Lama tentang Pengenalan Pantun.
Penulis menyadari karya ini belumlah sempurna atau sesuai dengan yang diharapakan, maka dari itu penulis mengharapakan saran dan kritik dari semua pihak, sebagai penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pemahaman Karya Sastra Lama tentang Pengenalan Pantun dapat mempermudah kita untuk memahami, mengenal dan melestarikan karya sasatra Nusantara.

Pekanbaru 2011

Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. .. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
1.1.2 Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
1..1.2 Tujuan................................................................................................................ 2
1.2 Ruang Lingkup Pantun........................................................................................ 3
1.3 Kerangka Teori.................................................................................................... 4
1.4 Pembahasan Tentang Pengenalan Pantun........................................................... 5
1.4.1 Sejarah Tentang Pantun............................................................................... 5
1.4.2 Kedudukan Pantun....................................................................................... 5
1.4.3 Perkembangan Dalam Pantun........................................................................ 6
1.4.4 Pengertian Dan Struktur Pantun.................................................................... 6
1.4.5 Syarat Pantun................................................................................................ 7
1.4.6 Jenis Pantun Berdasarkan Bentuknya........................................................... 7
1.4.7 Pantun Menurut Isinya.................................................................................. 8
1.4.8 Fungsi Pantun................................................................................................ 9
1.5 Hasil Pembahasan Tentang Pantun........................................................................ 10
BAB II PENUTUP
2.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 11
2.2 Saran.................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 12
BAB I PEMBAHASAN
1.1 PENDAHULUAN
1.1.1Latar Belakang Masalah
Menyimak puisi lama, kita dapat mengenal kehidupan masyarakat lama yang penuh keterikatan dengan budaya dan adat istiadat yang tak lekang dipanas, tak lapuk dihujan. Mempelajari bentuk-bentuk puisi lama khususnya pantun, kita dapat melihat ketinggian budi, ketajaman imajinasi masyarakat lama. Hubungan mereka begitu dekat dengan alam atau lingkungan sekitarnya. Alam dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan tujuan agar memberikan nilai-nilai untuk mendidik diri, seperti nilai agama, sosial, budaya dan sebagainya.
Melalui pemahaman karya sastra lama tentang pengenalan pantun dan penyajian gagasannya yang memperlihatkan bagaimana bentuk pantun itu, apa saja yang terdapat dalam pantun itu, akan memberikan kemudahan bagi masyarakat unuk mengenal kembali karya sastra lama yang mungkin sudah tidak banyak lagi diminati dan dilestarikan Masyarakat.

1.1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini ialah agar masyarakat memahami dan mengenal kembali tentang Pantun. Karena sekarang bisa kita lihat budaya kita banyak dipengaruhi oleh budaya luar. Dengan adanya Pemahaman Karya Sastra Lama Tentang Pengenalan Pantun semoga dapat menumbuhkan minat kita untuk menjaga dan melestarikan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang kita.






1.2 Ruang Lingkup Pantun
Pantun adalah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu dengan ciri-ciri tertentu, ciri-ciri pantun sebagai berikut:
1.2.1 Pantun terdiri dari sejumlah baris selalu genap yang merupakan satu kesatuan yang disebut bait.
1.2.2 Setiap baris terdiri dari empat kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata( umumnya sepuluh suku kata.
1.2.3 Bait pertama merupakan sampiran dan bait berikutnya merupakan isi.
1.2.4 Persajakan antara sampiran dan isi selalu berparalel (ab-ab atau abc-abc dan sebagianya.
Berdasarkan bentuk dan jumlah baris tiap bait dapat dibedakan menjadi:
1.2.1 Pantun Biasa yaitu pantun yang terdirir dari empat baris
1.2.2 Pantun Kilat atau Karmina yaitu pantun yang tersusun atas dua baris
1.2.3 Talibun terdiri dari empat baris tetapi selalu genap jumlahnya, bagian awal merupakan sampiran dan bagian akhir merupakan isi.
1.2.4 Seloka adalah pantun yang terdiri dari empat baris sebait tetapi persajakannya datar aaaa.
Berdasarkan isinya pantun dapat dibedakan menjadi:
1.2.1 Pantun Anak-anak yaitu, pantun bersuka ria dan pantun bersuka cita
1.2.2 Pantun Orang Muda yaitu, pantun berkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perceraian, pantun beriba hati dan pantun dagang.
1.2.3 Pantun Orang Tua yaitu pantun nasehat, pantun agama, dan pantun adat
1.2.4 Pantun Jenaka
1.2.5 Pantun Teka-teki



1.3 Kerangka Teori
Pendapat para ahli tentang Pantun
1.3.1 Menurut Dr.R. Brandstetter, berkebangsaan Swiss
Menurut Brandstetter Pantun berasal dari akar kata tun, yang terdapat dari berbagai bahasa Nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga, tuntun berarti Teratur, dalam bahasa Tagalog Tonton berarti Bercakap. Menurut aturan tertentu dalam bahasa Jawa Kuno Tuntun berarti Benang, dan Atuntun yang berarti Teratur dan Matuntun yang berarti Memimpin. Dalam bahasa Toba pantun berarti Kesopanan atau Kehormatan. Dalam Bahasa Melayu pantun berarti Quatrain, yaitu Sajak Berbaris Empat, dengan rima a-b-a-b sedangkan dalam bahasa Sunda, pantun berarti Cerita Panjang Yang Bersajak dan Didiringi Oleh Musik.
1.3.2 Menurut R.o. Winstedt
Menurut Winstedt ia setuju dengan pendapat Barandstetter bahwasanya dalam bahasa Nusantara , kata- kata yang mempunyai akar kata yang berarti “ Baris, Garis”, selanjutnya akan mempunyai arti yang baru yaitu “ Kata-Kata Yang Tersusun” baik dalam bentuk prosa maupun puisi.

1.4 Pembahasan Tentang Pengenalan Pantun
1.4.1 Sejarah Tentang Pantun
Pantun pada mulanya adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan.Dalam kesusastraan, pantun pertama kali muncul dalam sejarah melayu dan hikayat-hikayat populer yang sezaman. Kata pantun sendiri mempunyai asal usul yang cukup panjang. Dengan persamaan dari bahasa jawa yaitu kata Parik yang berarti Pari, artinya Paribasa atau Peribahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama dan seloka yang berasal dari india.
1.4.2 Kedudukan Pantun
Dalam masyarakat lama pantun menjadi kepandaian bersama yang tidak diketahui siapa pengarangnya, berkembang dari mulut-kemulut sehingga tersebar dikalangan rakyat, dipergunakan dalampergaulan sehari-hari sampai pada saat sekarang ini, terutama pada masyarakat didesa-desa. Diantaraberbagai macam bahasa ikatan indonesia, pantunlah yang sangat terkenal. Pantun tersebar dinusantara, meskipun namanya mungkin berbeda-beda. Didaerah mulayu disebut pantun didaerah sunda disebut susunan, sisindiran, atau paparikan. Didaerah Jawa Tengah dan JawaTimur disebut paparikan, didaerah batak disebut juga umpama, dan di toraja disebut bolingoni.
Pantun menjadi alat anak-anak muda bergaul. Pada beberapa tempat didaerah melayu, di sumatra seperti Tapanuli, Minang Kabau, Lampung, dan sebagainya. Dalam kesempatan bertandang atau bertamu pemuda ketempat gadis pantun selalu dipakai. Dalam pertemuan itu mereka berpantun berbalas-balasan, sindir-menyindir untuk menngajuk perasaan lawannya. Pantun tidak saja dipakai sebagai pergaulan anak-anak muda, tetapi juga dipakai dalam pergaulan anak-anak muda, dan juga dipakai diupacara adat seperti dalam pidato memilih penghulu, upacara perkawinan, mempersilahkan makan, meminang melepas haji, dan sebagainya. Oarang-orang tua jika memberi nasehat, seolah-olah kata-kata mutiara. Maksudnya agar inti nasehat itu mudah diingat isinya. Untuk anak-anak muda yang mencari ilmu. Orang tua berpesan:
Berburu kepadang datar
Dapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Ba’bunga kembang tak jadi
Nyanyian Judrug Di Surabaya, Nyanyian Gandrung Di Banyuwangi, Nyanyian Doger Di Jawa Barat, Kelong-Kelong Di Makasar, Tirik Dan Ahui Di Banjarmasin semua itu adalah pantun.
1.4.3 Perkembangan Dalam Pantun
Orang indonesia senang sekali menyatakan maksudnya dengan mempergunakan lambang-lambang sebagai suatu kiasan, kata-kata yang bunyinya menyerupai kata-kata lain dimaksudkan, kata-kata sindiran. Demikianlah pantun itu mengandung maksud. Hooykaas menyebutnya dengan bentuk-bentuk yang diselubungi. Didalam pantun lambang-lambang banyak dipergunakan. Untuk menikmati pantun arti-arti lambang, bunga, buah-buahan itu harus dipahami.
Contoh:
Kamboja , kembang tanah kuburan ialah lambang kematian, jeruk lambang
penolakan atas suatu pinangan, kumbang = pemuda , delima = gadis yang
cantik, sirih kuning = gadis tua, bunga = wanita/gadis, bulan = gadis. Dalam
dalam berkata-kata bentuk dan isi disusun dan diatur sebagus-bagusnya dengan
kiasan-kiasan dan sindiran, perbandingan dan ibarat, lambang-lambang dan
peribahasa.
Cara inilah yang seindah-indahnya menurut pandangan masyarakat lama.
Oarang cina berjual kayu
Orang keliling berjual kain
Bagaimana bunga tidak layu
Embun menitik ketempat lain
Pantun ini mengisahakan bagaimana seorang istri tidak akan merana karena kasih suaminya tercurah kepada wanita lain.
Untuk menghindarkan suatu ucapan jangan terlalu pedas, kadang-kadang orang sudah cukup hanya dengan mengucapkan sampiran saja dari sebuah pantun. Dengan sambil bergurau dikatakan : sudah gaharu cendana pula, kepada seorang yang menanyakan sesuatu yang telahdiketahui. Kura- kura dalam perahu, ditujukan kepada seseorang yang berpura-pura tidak tahu. Dahulu parang sekarang besi, harus diartikan dahulu sayang sekarang benci.
1.4.4 Pengertian dan Struktur Pantun
Pengertian pantun ialah puisi lama yang terikat oleh jumlah baris, jumlah suku kata persajakan dan isi. Tiap-tiap pantun dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian sampiran dan bagian isi. Bagian sampiran dua baris pertama kebanyakan tidak mengandung maksud. Yang diperlukan pada sampiran adalah sajaknya. Sampiran umumnya lukisan alam atau apa saja yang dapat di ambil sebagai kiasan atau cermin daripapda apa yang tersimpul didalam isi pantun. Bagian isi ialah dua baris terakhir yang mengandung maksud pantun.
Pantun yang baik harus ada hubungn antara sampiran dan isi. Sampiran hendaknya menjadi cermin daripada apa yang tersimpul dalam isi.
1.4.5 Syarat Pantun
Sebait pantun terikat oleh beberapa syarat yaitu, bilangan baris tiap bait adalah empat bersajak ab ab, banyak suku kata tiap baris 8-12 suku kata, pantun umumnya mempunyai sajak akhir. tetapi juga bersajak awal atau bersajak tengah, dan dua baris pertama berupa sampiran dua baris terakhir berupa isi.
1.4.6 Jenis Pantun Berdasrakan bentuknya
Jenis pantun beragam yaitu , pantun biasa terdiri dari empat baris, pantun kilat atau karmina terdiri dari dua baris, talibun yaitu pantun yang barisnya lebih dari empat sebait, tetapi genap, pantun berkait atau pantun berangkat.
Contoh pantun biasa:
Hujanlah hari rintik-rintik
Tumbuh cendawan belang kaki
Kami spantun telur itik
Kasihan ayam maka menjadi
Contoh karmina:
Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci
Contoh talibun
Kalau anak pergi kelepau
Jual beli belanakpun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Ibu mencari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
1.4.7 Pantun Menurut Isinya
Pantun menurut isinya dapat dibedakan menjadi lima yaitu, pantun anak-anak, yang dibedakan lagi menjadi dua, pantun bersuka ria dan pantun berduka cita. Pantun orang muda, pantunorang tua, pantun jenaka dan pantun teka-teki.
Contoh pantun anak-anak bersuka ria
Elok rupanya kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak berkata besar hari rini
Melihat ibu sudah datang
Contoh pantun berduka cita
Merpati terbang kejalan
Ibu belanak makan kerang
Bunda mati bapak berjalan
Melarat anak tinggal seorang
Contoh pantun orang muda
Asam pauh dari sebrang
Pohonnya rindang sangat lebat
Anak jauh dirantau orang
Kalau sakit siapa yang mengobat
Contoh pantun orang tua
Berburu kepadang datar
Dapat rusa belang kaki
Berburu kepalang ajar
Ba’bunga kembang tak jadi
Contoh pantun jenaka
Anak rusa dirumpun salak
Patah tanduknya ditimpa genta
Lidah kerbau bergerak-gerak
Melihat beruk berkaca mata
1.4.8 Fungsi Pantun

Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Dikalangan pemuda sekarang kemampuan berpantun dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseoarang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Seringkali bercampur dengan bahasa-bahasa lain namun secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampain pesan.




1.5 Hasil Pembahasan Tentang Pantun

Pantun memiliki sejarah dalam perkembangannya, pantun pada awalnya adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Pantun memiliki kedudukan dalam pandangan masyarakat lama, sebagai alat komunuksi dalam pergaulan, perkembangannya dari mulut kemulut tidak diketahui siapa pengarangnya. Perkembangan dalam pantun itu sendiri seperti dikatakan oleh hooykaas menyebut pantun sebagai bentuk-bentuk yang diselubungi. Pengertian pantun itu sendiri adalah puisi lama yang terikat oleh jumlah baris, jumlah suku kata persajakan dan isi. Pantun memiliki beberapa syarat tertentu seperti jumlah suku kata tiap baris 8-12 dan umumnya sepuluh. Pantun dibedakan kedalam beberapa jenis yang berdasarkan pada bentuknya, yaitu pantun biasa pantun kilat atau karmina talibun dan pantun berkaiat, sedangkan berdasarkan isinya pantun dibedakan menjadi pantun anak-anak, pantun orang muda, pantun oarang tua, pantun jenaka dan pantun teka-teki. Serta memiliki fungsi sosial sebagai alat penguat penyampaian pesan.














BAB II PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Pantun merupakan puisi asli indonesia yang digolongkan kedalam bentuk puisi lama dengan memiliki beberapa syarat, yang terdiri dari aturan bait, baris, sajak dan isi. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
2.2 Saran
Sebagai seorang Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia harus mampu memahami syarat-syarat pantun. Dalam karya sastra, khususunya karya sastra dalam bentuk puisi lama harus dapat menunujang dalam proses pembelajaran. 
DAFTAR PUSTAKA
http://mediasauna.multiplay.com/journal/item/5/pantun_dan_syair_dalam_kesusastraan_melayu _klasik_
Z.F zulfahnur, Djojosuroto, Suhita Sri. Apresiasi Puisi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : 1996 .